Surawardi
PENDAHULUAN
Belakangan ini sering diindikasikan bahwa nilai-nilai kebangsaan menjadi sorotan
dikalangan Pondok Pesantren karena
ada segelintir orang yang
mengatasnamakan alumni Ponpes melakukan tindakan amoral seperti terorisme yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.1 Selain
terorisme, istilah yang sering juga dikaitkan dengan
kalangan Ponpes adalah adanya oknum santri
yang terlibat dalam kegiatan makar terhadap pemerintah seperti; demonstrasi anti pemerintah, anti
pancasila dan NKRI
bahkan yang sering digaungkan dalam medsos dengan istilah
mendirikan
Khilafah
Islamiah.2
Seiring dengan terendusnya oknum-oknum tersebut yang mengatas namakan
alumni
Ponpes tentu saja merugikan Pondok Pesantren.
Pada dasarnya kalau
menengok sejarah kemerdekaan RI dan sejarah Ordelama , ordebaru dan orde Reformasi, tidak sedikit kiprah Ponpes
melahirkan
pejuang-pejuang yang memajukan bangsa
Indonesia khususnya memajukan
pendidikan di Indonesia.3 Menteri-menteri pendidikan dan menteri agama hampir semuanya
berpendidikan Pondok Pesantren bahkan tercatat menteri agama saat ini dalam kabenet kerja Jokowi
yakni ; Dr. H. Lukman Syaifuddin, MA merupakan alumni Ponpes yakni Ponpes
Moderen Gontor Ponorogo.
Berdasarkan fakta inilah saya tertarik dan mencoba menggali kembali tentang kiprah pondok
pesantren khususnya yang terdapat di Kalimantan Selatan, yang tidak sedikit andilnya dalam memajukan kemajuan bangsa Indonesia, khususnya wilayah Kalimantan,
dalam mendidik
menanamkan nilai-nilai pendidikan kebangsaan Indonesia yang tidak diragukan lagi integritasnya
terhadap
kemajuan
bangsa dan negara Indonesia tercinta
ini.
Bila
menelisik
figur
eksekutif,
yudikatif dan
eksekutif
yang berkiprah
di Kalimantan
Selatan
maka
tidak sedikit mereka
merupakan alumni Ponpes.
Kondisi objektif tersebut semakin
menguatkan bahwa nilai-nilai kebangsaan Indonesia
yang ditanamkan di Ponpes sudah tidak diragukan lagi integritasnya terhadap pemerintah dan NKRI.4 Seperti apa dan bagaimana nilai nilai kebangsaan Indonesia itu ditanamkan di Ponpes,
tentu saja perlu pengkajian lebih dalam, lengkap dan menyeluruh
atau komprehensif untuk
ditela’ah dalam bentuk sebuah penelitian
yang serius. Karena dengan
cara
inilah akhirnya bisa
terungkap data dan teori yang sebenarnya bahwa apakah memang
secara
ilmiah bisa dipertanggung jawabkan bahwa Ponpes merupakan lembaga pendidikan formal yang kiprahnya
sudah lama menanamkan
pendidikan nilai-nilai kebangsaan Indonesia
terhadap para santrinya
ataukah
sebaliknya
masih diragukan integritasnya terhadap pemerintah dan
NKRI. Ponpes yang refresentatif
untuk diteliti
menurut penjejakan sementara adalah: ponpes Pesantren Khalafiah dengan
kreteria yakni Ponpes yang menerapkan kurikulum Ponpes dan juga menerapkan kurikulum Negeri yang berafiliasi dengan Kementrerian Agama. Sehingga
mereka
memiliki Ijazah Doble
Degree yakni; Ijazah Pondok dan Ijazah Negeri. Selain kreteria tersebut masih ada kreteria lainya
yakni ; Khalafiah adalah Pondok Pesantrin dengan karakterisitik
antara lain ; penekanan pada bahasa asing dalam percakapan, melaksanakan kegiatan intrakurikuler baik dalam bentuk korikuler
dan kokurekuler dengan
menggunakan kurikulum Pondok
dan berafilliasi dengan kurikulum Kementerian Agama RI serta memiliki double degree
Ijazah yakni Ijazah Pondok dan Ijazah Negeri, tidak lagi memakai sistem pengajian tradisional seperti sorogan, wetonan
dan bandongan serta secara administratif mirip seperti administrasi sekolah Formal. Berdasarkan karakterisitik ini
maka
dapat dikatakan sebagai Ponpes Khalafiah.
Data pada salah salah satu Ponpes
yang masuk kategori khalafiah
memaparkan
kometman
dan integritas pendidikan nilai-nilai kebangsaan ini bertolak dari dasar Al qur yakni surah An Nisa
;
59
Berdasarkan ayat
tersebut
difahami
menurut salah seorang
Ustadz
Ponpes bahwa pendidikan nilai nilai kebangsaan Indonesia berawal dari pemahaman bahwa sebagai seorang muslim sudah tentu dalam bernegara yang pertama kali diikuti adalah ajaran Allah kemudian
Rasulullah dan berikutnya adalah Taat kepada Ulil Amri ( pemegang kekuasaan ) dalam hal ini adalah pemerintah). Pendidikan nilai-nilai kebangsaan yakni taat kepada Ulil Amri merupakan bagian dari taat kepada Allah dan RasulNya, tidak dipahami sebagai bagian yang berdiri
sendiri
tetapi terintegrasi,
selama
pemerintahan tersebut masih menjunjung
tinggi nilai-nilai ilahiyah dan
nilai-nilai sunnatullah. Sebagai contoh; dalam hal bersikap menentukan Awal Ramadhan dan hari
Raya baik ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha menurut salah seoran Ustadz perwakilan dari salah satu Ponpes Khalafiah; kita wajib mengikuti pemerintah
tanpa terkecuali, kalau selama ini ada sebagian orang
yang berijtihad dengan menentukan hari Raya diluar keputusan pemerintah. Ponpes Khalafiah tidak pernah mengajarkan sikap untuk berbeda dengan pemerintah selama pemerintah masih menjunjung
tinggi nilai nilai ilahiyah dan nilai-nilai sunnatullah. Ini hanyalah salah satu nilai sikap kebangsaan yang
ditanamkan kepada
semua santri sebagai bagian dari sikap seluruh
insan
akademisi ponpes khalafiah yang wajib diikuti oleh seluruh santri baik selagi aktif mondok maupun
sebagai alumni
Ponpes nantinya.
Bertolak dari kondisi objektif
awal yang berhasil kami gali tersebut yakni
salah satu perwakilan Ponpes Khalafiah yang ada di Kalimantan maka pada akhirnya kelompok dosen peneliti Fakultas Tarbiyah dan Keguruan akhirnya sangat tertarik untuk melakukan
penelitian lebih
komprehensip dengan judul;
Pendidikan Nilai
Nilai Kebangsaan
Indonesia
Pada Ponpes Khalafiah
Di
Kalimanatan Selatan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Makna Pendidikan
Pendidikan
terambil dari istilah” Educatioan “ yang berarti; Pendidikan.5 Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara
aktif mengembangakn potensi dirinya dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.6 Pendidikan dalam kontek penelitian yang dimaksudkan adalah adanya usaha sadar
yang dilakukan segenap insan akademis Ponpes Khalafiah yang ada di Kalimanatan Selatan dalam usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkn potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, dalam bermasyarakat, terlebih lagi dalam hal nilai-nilai
kebangsaan
Indonesia
dan
kewarga negaraan Indonesia.
2. Nilai Nilai Kebangsaan
Nilai-nilai dapat diartikan
sebaga perasaan-perasaan tentang apa
yang diinginkan
ataupun yang tidak diinginkan, atau tentang apa yang boleh atau tidak boleh. Bidang yang berhubungan
dengan nilai adalah etika (penyelidikan nilai dalam tingkah laku manusia) dan estetika(penyelidikan
tentang nilai dan seni). Nilai dalam masyarakat tercakup dalam adat kebiasaan
dan tradisi yang
secara tidak sadar diterima dan dilaksanakan oleh anggota masyarakat.7 Adapun yang dimaksudkan
dengan nilai -nilai dalam penelitian
ini
adalah nilai-nilai kebangsaan Indonesia yang terdiri dari nilai-nilai kebangsaan yang tertera dalam kelima sila
pancasila yang melahirkan nilai-nilai kebangsaan Indonesia. Selain itu nilai-nilai kebangsaan Indonesia yang terdapat dalam UUD 1945
serta nilai-nilai kebangsaan
Indonesia yang tertera dalam konsep NKRI. Bahkan
yang tidak kalah
pentingnya nila-nilai kebangsaan
Indonesia berdasarkan norma agama
Islam.
3. Khalafiah
Khalafiah adalah Pondok Pesantrin dengan karakterisitik antara lain ; penekanan pada bahasa asing dalam percakapan, melaksanakan kegiatan intrakurikuler baik dalam bentuk korikuler
dan kokurekuler dengan
menggunakan kurikulum Pondok
dan berafilliasi dengan kurikulum
Kementerian Agama RI serta memiliki double degree Ijazah yakni Ijazah Pondok dan Ijazah Negeri, tidak lagi memakai sistem pengajian tradisional seperti sorogan, wetonan
dan bandongan serta secara administratif mirip seperti administrasi sekolah Formal.8 Berdasarkan karakterisitik ini
maka
dapat dikatakan
sebagai Ponpes Khalafiah.
Adapun
Pondok Pesantren yang memenuhi
kreteria
sebagai Pondok
Pesantren ; di Kalimantan
Selatan yang memenuhi kreteria sebagai Pondok Pesantren Khalafiah yakni
Ponpes Alfalah Putera dan puteri Kota Banjarbaru
, Pondok Pesantren Darul Hijrah Putera dan Puteri Martapura
dan Ponpes Annajah Puteri Cindai Alus Martapura
Jadi yang dimaksud dengan dengan pendidikan nilai-nilai kebangsaan Indonesia Pada
Ponpes Khalafiah di Kalimanatan
Selatan dalam penelitian ini meliputi;
Bentuk kegiatan pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan Indonesia yang
meliputi :
1) Kegiatan intra kurikuler terdiri dari : kurikuler dan
kukurikuler.
2)
Kegiatan Ekstrakurikuler.9
Nilai-nilai kebangsaan Indonesia
yang ditanamkan kepada Santri meliputi
1) Nilai nilai kebangsaan Indonesia yang
bersumber dari Pancasila
2) Nilai nilai kebangsaan
Indonesia
yang bersumber dari UUD 1945
3) Nilai-nilai kebangsaan
Indonesia
dalam konsep
NKRI
4) Nilai-nilai kebangsaan
Indonesia
dalam konsep
norma agama Islam
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yakni pendekatan yang lebih
menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada
analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati dengan menggunakan logika illmiah.
Sesuai dengan pendekatan kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting sekali
mengingat
peneliti
bertindak langsung sebagai
instrumen langsung dan sebagai
pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam serta
terlibat aktif dalam penelitian.
Penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang apa atau bagaimana keadaan suatu
(fenomena atau kejadian) dan melaporkan bagaimana adanya. Sedangkan pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu tentang keadaan yang ada di
lapangan yang diteliti, diamati dan berdasarkan atas
pengamatan yang dilakukan. Dalam hal ini
penulis mendeskripsikan bagaimana Pendidikan Nilai-Nilai Kebangsaan Indosesia pada Ponpes
Khalafiah di Kalimantan Selatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Bentuk Pendidikan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia pada Ponpes Al falah Putera dan
Puteri Banjarbaru,
Ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri Serta An Najah
Puteri Cindai Alus Martapura Kabupaten Banjar
Melalui Kegiatan Intra Kurikuler
1. Kurikuler
Tidak terdapat perbedaan mengenai pendidikan nilai-nilai kebangsaan Indonesia pada
ponpes Al falah Putera dan Puteri Banjarbaru, Ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Cindai Alus Martapura Kabupaten Banjar
dalam memberikan
materi pendidikan nilai nilai kebangsaan Indosesia
melalui matapelajaran Pancasila dan PPKn serta matapelajaran
Sejarah.10 Hanya saja kurikuler
Ponpes Al Falah Putera dan puteri untuk matapelajaran
/kurikuler tersebut dilaksanakan pada sore hari Sementara Darul Hijrah Putera dan Puteri serta
An
Najah Puteri dilaksanakan secara berbarengan. Ponpes Al falah Putera dan Puteri dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran memang termasuk
Ponpes Khalafiah
yang masih tradisional yakni dengan mempertahankan penguasaan kitab kuning. Sementara Ponpes Darul Hijrah putera dan Puteri serta An Najah Puteri masuk dalam konteks pondok khalafiah modern, hal ini ditandai dengan adanya pendidikan multikulturalisme yang sesungguhnya telah menjadi
pendidikan dasar yang tidak hanya diajarkan dalam pengajar
formal di kelas saja. Tapi juga dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari santri.11
Pendidikan formal multikulturalisme
diwujudkan dalam bentuk pengajaran materi keindonesiaan/kewarganegaraan yang telah dikurikulumkan.12 Sistem pengajaran di pondok modern yang didominasi bahasa asing
(Arab dan Inggris) sebagai pengantar, tidak
melunturkan semangat pendidikan multikulturalisme anak didik (santri).13 Karena materi ini ditempatkan sebagai materi primer dan harus diajarkan dengan medium bahasa Indonesia pula.
2. Kokurikuler
Baik Ponpes Al Falah Putera dan Puteri serta
Darul Hijrah
Putera dan Puteri maupun An Najah Puteri dalam hal kegitan Kokurikuler yang dilakukan dalam menanamkan nilai nilai kebangsaan Indonesia tidak
terdapat perbedaan yakni
berupa penguatan
dalam bentuk Apel
bendera setiap hari senin dan apel bendera setiap peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus.14
3. Kegiatan
ekstra kurikuler
Pada ponpes Al Falah putera
dan puteri dikenal dengan istilah perkenalan pondok dalam rangka mengenalkan tentang beberapa sunnah pondok
yang harus diikuti selama menuntut ilmu di Ponpes.
Sementara pada Ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Cindai Alus
Martapura Kabupaten Banjar , kegiatan ekstrakurikuler utama bagi santri
baru adalah dalam bentuk
; kegiatan PPKA (Pekan
perkenalan khutbatul Arsy)
ialah
salah satu kegiatan sunnah pondok, yang dilaksanakan setiap tahunnya oleh santriwati lama maupun
santriwati baru, tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk lebih mengenalkan kembali, memahami
kembali dan menjiwai kembali jiwa-jiwa pondok pesantren. Salah satu acara dari kegiatan
Khutbatul Arsy ialah Perkemahan Sabtu Minggu,
yang didalamnya terdapat banyak pelajaran
tentang "ketangkasan kemandirian,
kebebasan, kekreatifan
dan keenovatifan. Diperkemahan
ini
banyak sekali di adakan agenda perlomba'an-perlomba'an yang menghibur dan mendidik.
PPKA (Pekan perkenalan khutbatul Arsy) ialah salah satu kegiatan sunnah pondok, yangdilaksanakan
setiap tahunnya oleh santriwati lama maupun santriwati baru, tujuan dari
kegiatan ini yaitu untuk lebih mengenalkan kembali, memahami kembali dan menjiwai kembali jiwa-jiwa pondok pesantren. Salah satu acara dari kegiatan Khutbatul Arsy ialah Perkemahan Sabtu Minggu, yang didalamnya terdapat banyak pelajaran tentang "ketangkasan
kemandirian, kebebasan, kekreatifan dan keenovatifan. Diperkemahan
ini banyak sekali di adakan
agenda perlomba'an-perlomba'an yang
menghibur dan
mendidik. Penyampaian Visi
dan Misi sekaligus Pemilihan ketua OSPM (Organisasi Santriwati Pondok
Modern) dan Sanggar Kerja di Pondok
Modern An-Najah Cindai Alus Puteri. Semoga menjadi pemimpin yang adil dan amanah serta mampu menjadi teladan
bagi
adek-adek kelasnya .
Ekstrakurikuler Pramuka pada al Falah putera dan puteri sifatnya pilihan artinya boleh
memilih dan boleh tidak . sementara ekstrakurikuler pramuka pada ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An
Najah
Puteri sifatnya wajib.
Pada kegiatan pramuka inilah prinsip prinsip dasar tentang penanaman nilai nilai kebangsaan Indonesia
sangat
mendasar ditanamkan
karena gerakan pramuka berlandaskan prinsif prinsif sebagai berikut yakni; Iman , dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Peduli Terhadap bangsa, dan tanah air, sesama hidup dan alam
sisinya. Peduli terhadap dirinya pribadi serta taat kepada
kode kehormatan pramuka.
Kode
Kehormatan
Pramuka Penggalang. Kode
Kehormatan
Pramuka
Penggalang terdiri dari janji (satya) dan ketentuan moral (darma). Janji penggalang disebut ‘Trisatya’ sedangkan ketentuan moralnya dinamakan dengan ‘Dasadarma’. Trisatya terdiri dari tiga butir janji sedangkan Dasadarma memuat 10
butir sikap
yang kesemuanya wajib ditepati dan dipraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Adapun bunyi Trisatya dan Dasadarma untuk
pramuka penggalang yaitu sebagai berikut:
a.
Trisatya
;Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1)
menjalankan kewajiban
pada Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dan mengamalkan Pancasila
2)
menolong sesama
hidup dan mempersiapkan diri membangun
masyarakat,
3) menepati Dasadarma.
b. Dasadarma
1) Takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2)
Cinta alam dan
kasih sayang sesama manusia.
3) Patriot yang sopan dan
kesatria.
4) Patuh dan suka
bermusyawarah.
5) Rela menolong dan tabah.
6) Rajin, terampil, dan
gembira.
7) Hemat, cermat, dan bersahaja.
8) Disiplin, berani, dan setia.
9)
Bertanggungjawab
dan dapat dipercaya.
10) Suci dalam pikiran, perkataan
dan perbuatan.
11) Pada tiap kelompok pramuka, memiliki masing-masing kode kehormatan yang menjadi materi pramuka
wajib bagi pramuka siaga. Materi tersebut yaitu berupa
kode kehormatan yang meliputi : Dwisatya dan Dwidarma. Bunyi kode kehormatannya adalah
:
c.
Dwi
Satya (Janji dan Komitmen diri). Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-
sungguh
1) Melaksanakan kewajibanku pada Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dan aturan
keluarga.
2)
Setiap hari berbuat keyakinan.
d. Dwidarma (Ketentuan Moral)
1)
Siaga berbakti pada ayah
dan ibu
2)
Siaga berani dan tidak
putus asa.
Pramuka Penegak
merupakan sebuah golongan sesuddah pramuka Penggalang.
Disebut
pramuka penegak dikarenakan menyesuaikan dengan
kiasan pada masa Penegakan kemerdekaan
bangsa Indonesia.15 Materi pramuka dasar harus dihafal juga oleh Penegak dan Pandega sendiri sama halnya dengan Penggalang. Yakni Trisatya dan Dasadarma.Namun selain daripada itu, materi
pramuka yang
wajib diketahui oleh pramuka penegak dan pandega
yaitu mengenai tentang sejarah
dan makna Gerakan
Pramuka.
Berdasarkan uraiain tersebut dapat dikatakan bahwa baik Ponpes Al Falah putera dan puteri Banjarbaru dan Ponpes Darul Hijrah putera dan puteri serta ponpes An Najah Puteri Cindai Alus Martapura,
telah menanamkan nilai nilai kebangsaan
Indonesia melaui kegiatan
Intrakurikuler yang terdiri dari kurikuler dan kokurikuler , demikian juga dalam kegiatan ekstrakurikulernya,
sehingga terbentuk
insan kamil yang tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
sikap keberagamaan yang baik tetapi juga memiliki wawasan kebangsaan yang bagus berdasarkan pancasila
dan UUD 1945 dalam konsep
Negara Kesatuam Republik
Indonesia
(NKRI).
Berdasarkan nilai nilai tersebut
pula dapat dikatakan bahwa penanaman nilai nilai
kebangsaan Indonesia pada ponpes
tersebut semakin menandaskan
bahwa ponpes khalafiah baik
yang bersfat tradisional yang diwakili oleh ponpes Al Falah putera dan puteri
maupun ponpes
moderen yang diwakili oleh Ponpes
Darul Hijrah putera dan puteri serta An Najah Puteri Martapura sangat menjunjung tinggi nilai nilai kebangsaan Indonesia yang dibingkai dengan
dimasukkanya
mata plajaran PPKn
dan pancasila serta sejarah
kedalam kurikuler serta
diperkuat dengan kegiatan kokurikuler berupa kegiatan apel senin
dan apel peringatan hari kemerdekaan 17
Agustus.
Berdasarkan itu pula bahwa Ponpes sangat tidak mentolerer sikap radikal, fanatisme kesukuan dan kedaerahan
, semua dipandan sama
yang
membedakanya
hanyalah pada iman dan taqwanya.
B. Nilai Nilai Kebangsaan Indonesia yang ditanamkan Pada Ponpes Al Falah Putera dan Puteri, Darul Hijrah
Putera dan Puteri serta
Ponpes Puteri
An Najah Martapura
1. Menurut Pancasila
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Cindai Alus
Martapura bahwa
nilai nilai kebangsaan
Indonesia
yang ditanamkan kepada
para
santrinya berupa: Kewajiban mengikuti kegiatan pramuka tanpa pengecualian. Meskipun ada
pernah kebijakan
bagi
santri yang
mengikuti program tahfizul qur’an pada Ponpes pernah
dibebaskan dari kegiatan pramuka akan tetapi sekarang tanpa pengecualian
bahwa program pramuka wajib diikuti. Karenanya berbagai nilai nilai kebangsaan Indonesia dapat ditanamkan pada
kegiatan tersebut seperti yang telah diterangkan di atas. Nilai nilai kebangsaan
Indonesia yang ditanamkan pada ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Cindai Alus Martapura meliputi; Trisatya dan dasadharma bagi pramuka
penggalang. Pramuga siaga meliputi Dwisatya dan Dwidarma.
Meskipun
demikian
bukan berarti Ponpes al Falah yang
tidak mewajibkan kegiatan pramuka bagia santrinya , tidak menganggap dan mengurangi rasa cinta
terhadap tanah air, karena sunnah pondok yang ditanamkan bahwa cinta terhadap tanah air
merupakan bagian dari cinta
terhadap
ajaran
agama Islam itu sendiri.
2. Menurut UUD 1945
a. Nilai relegius
Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Cindai Alus Martapura sangat menanamkan nilai-nilai relegius adalah nilai nilai mendasar yang ditanamkan bahwa
bentuk bentuk nilai-nilai relegius yang ditanamkan meliputi :
Shalat berjama’ah lima waktu, I’tikaf dan tadarus Al qur’an , kegiatan maulid al Habsyi,
membiasakan mengucapkan salam ketika berpapasan, membiasakan ihtiram kepada para
Ustadz yang didikasikan melalui bersalaman dan
mencium tangan para Ustadz dan Ustadzah ketika
bersalaman, berpakaian
sesuai
dengan kreteria busana
muslim dan
muslimah. Memperingati hari hari besar Islam
seperti tahun baru 1 Muharram, maulidurrasul, Isra Mi’raj dan Muhadharah.
b. Nilai kemanusiaan
Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri
serta Ponpes An
Najah Cindai Alus
Martapura bahwa
nilai-nilai kemanusiaan
adalah nilai nilai yang
sangat diutamakan yang ditanamkan dan dibiasakan di Ponpes An Najah Cindai Alus
Martapura meliputi : bersikap dan berperilaku sederhana yang dicerminkan dari cara berpakaian dengan
seragam sekolah. Dilarang berpakaian mewah yang
bermerek dalam rangka menjaga kebersamaan dan kepeduliaan terghadap orang lain.Makan dan minuman
yang sama untuk semua santri tanpa
membeda bedakan, tidak boleh memakai, pakaian
orang lain tanpa izin apalagi mencuri dan mengambil hak orang lain serta tidak membedak bedakan
teman baik latar belakaang status sosial daerah
dan suku bangsa.16
c. Nilai produktivitas
Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Cindai Alus
Martapura An Najah Cindai Alus Martapura sangat menanamkan nilai nilai kebangsaan Indonesia berupa nilai-nilai produktivitas adalah nilai nilai yang sangat diutamakan yang ditanamkan dan
dibiasakan yang meliputi : latihan kewirausahaan
melalui
koperasi Ponpes. Keterampilan
berkebun, bertambak, berternak dan kewirausahaan lainya
serta keterampilan bahasa
serta pelatihan menjahit dan menyulam
khususnya bagi santri puteri.17
d. Nilai Demokrasi
Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri
serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura sangat mengutamakan dan menanamkan nilai-nilai demokrasi , nilai nilai
tersebut adalah nilai nilai yang
sangat diutamakan yang ditanamkan dan dibiasakan . Nilai-nilai
meliputi : Demokrasi ketika pemilihan ketua Osis
dan keanggotaanya, ketua kamar dan
keanggotaanya , ketua kelas dan keanggotaanya serta berbagai kepengurusan pada organisasi santri semuanya dilakukan melalui musyawarah
atau
pemilihan dari santri untuk santri baik pada santri.18
e. Nilai keseimbangan
Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri
serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura sangat mengutamakan dan menanamkan nilai-nilai keseimbangan.
Nilai yang
dimaksudkan
adalah
nilai
nilai keseimbangan
antara kepentingan dunia dan akhirat yang ditanamkan melalui adanya kurikulum pondok dan
kurikulum kementerian agama dan Kemendiknas yang didalamnya ada mata
pelajaran
umum dan agama. Ada ujian pondok dan ada ujian nasional . Nilai keseimbangan lainya
adalah nilai keseimbangan dalam bentuk
keseimbangan antara ilmu dengan amal yang
ditandai dengan adanya kewajiban shalat berjama’ah lima waktu . Keseimbangan antara
kepentingan pribadi dengan kepentingan orang lain yang ditandai dengan adanya kewajiban
mengenakan pakaian yang sederhana untuk
menjaga perhatian dengan teman santri yang
lainya yang nasibnya kurang beruntung, menggalanng
dana sosial jika ada teman
sesama santri yang keluarganya dapat musibah.19 Keseimbangan antar kepentingan agama dan
kebangsaan yang ditandai dengan adanya kewajiban
melakukan
apel
bendera 17 Agustus
sebagai
hari kemerdekaan Republik Indonesia . Demikian pula dengan adanaya apel bendera setiap hari senin sebagai bentuk penghargaan bagi para pahlawaan pembela agama
dan kemerdekaan Negara kita republik Indonesia..Nilai keseimbangan itu akan terlihat dari
jenjang dan
jenis pendidikan yang dipilih yakni ; SMP/MTs dan SMA/MA.
Pada implementasinya
kurikulum pondok dan kementerian agama serta kementerian pendidikan nasional tidak ada perbedaan dalam pemberlakuanya, semuanya menempati tempat atau kedudukan yang sangat penting.20 Dari aspek
ini bagi alumni Ponpes
Al
Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura tidak ada kendala untuk melanjutkan studi ke Perguruan
Tinggi baik umum maupun agama, karena sudah dpersiapkan
sedoini mungin
dalam kurikulum pondok yang
memang
menganut azas keseimbangan antara pengetahuan umum agama atau dalah istilah
populer bagi insan pondok yakni selamat dunia dan selamat bagi negeri akhirat, sukses dunia dan bahagia untuk negeri akhirat.
f.
Nilai ketaatan hukum
Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri
serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura sangat mengedepankan penanaman
nilai-nilai
ketaatan
hukum yang dimaksudkan adalah nilai nilai ketaatan hukum yang dijunjung tinggi secara agama, dan kenegaraan serta sunnah pondok . Pada Ponpes Al Falah Putera dan Puteri ,
Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura sangat mengutamakan dan
menanamkan nilai-nilai ketaatatan terhadap agama adalah nilai dasar yang
sangat diutamakan sedangkan
nilai nilai ketaatan terhadap kukum kenegaraan seperti;
hormat terhadap bendera yang
mengandung
nilai-nilai penghargaan terhadap nilai nilai
perjuangan mempertahankan
kehormatan bangsa
dari
penjajahan
yang bertentangan
dengan nilai nilai
perikemanusiaan dan perikeadilan, kemudian hal tersebut bukan
dimaknai sebagai menyembah bendera. Meskipun pada
Darul Hijrah Putera dan Puteri
serta Ponpes An Najah Cindai Alus
Martapura, memasukkan pancajiwa Pondok
adanya unsur kebebasan akan tetapi kebebasan yang dimaksudkan adalah ; Bebas dalam
berpikir
dan berbuat, bebas dalam menentukan masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup, dan
bahkan bebas dari berbagai pengaruh negatif dari luar, masyarakat. Jiwa bebas ini akan menjadikan santriwati berjiwa besar dan optimis dalam menghadapi segala kesulitan.21
Hanya saja dalam kebebasan ini seringkali ditemukan unsur-unsur negatif, yaitu apabila kebebasan itu disalahgunakan, sehingga terlalu bebas (liberal) dan berakibat hilangnya arah dan tujuan atau prinsip. Sebaliknya, ada pula yang terlalu bebas (untuk
tidak mau
dipengaruhi), berpegang teguh kepada tradisi yang dianggapnya sendiri telah pernah menguntungkan pada
zamannya,
sehingga tidak hendak
menoleh ke zaman yang telah berubah. Akhirnya dia sudah tidak lagi bebas karena mengikatkan diri pada yang diketahui
saja.Maka kebebasan ini harus dikembalikan ke aslinya, yaitu bebas di dalam garis-garis
yang positif, dengan penuh tanggungjawab; baik di dalam kehidupan
pondok pesantren itu sendiri, maupun dalam kehidupan masyarakat. Jiwa
yang meliputi suasana kehidupan
Pondok Pesantren itulah yang dibawa oleh
santriwati sebagai bekal nilai nilai kebangsaan Indonesia yang utama di dalam kehidupannya di masyarakat. Jiwa ini juga harus dipelihara
dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya.
g. Nilai kesamaan Derajat
Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri
serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura sangat mengutamakan dan menanamkan nilai-nilai kesamaan derajat yang ditanamkan pada santri baik
putera maupun puteri seperti; tidak boleh
memandang remeh orang lain yakni sesama santri yang terdapat di Ponpes d engan
segala macam suku , daerah, sosial dan budaya yang berbeda. Jika hal tersebut terjadi di Ponpes tersebut, maka akan dihukum secara berat hingga diberhentikan atau dikeluarkan
dari
Ponpes.
Nilai nilai kesamaan derajat yang titanamkan dalam keseharian juga tercermin dari
kesamaan dalam berpakaian, kesamaan dalam hal yang dimakan dan diminum dengan tidak
melihatv starata sosial ekonomi dari para santri yang terdapat di Ponpes tersebut . Selain
itu juga
memiliki kesamaan dan
kesempatan yang sama untuk mengikuti seluruh kegiatan
civitas akademika yang terdapat pada Ponpes tanpa membedada bedakan kesukuan dan
kedaerahan.
3. Menurut NKRI
Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus
Martapura sangat mengutamakan dan menanamkan nilai-nilai Kesatuan Republik Indonesia
tercermin dalam visi dan misinya serta apa yang telah ditanamkan melalui kegiatan
kepramukaan
yang merupakan kegiatan
ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua santri baik
putera maupun
puteri.
Nilai-nilai kesatuan Republik
Indonesia juga ditanamkan
melalui, membangun semangat berlomba baik
dalam bentuk kegiatan keagamaan seperti lomba membaca kitab kuning, al Habsyi,
rebana, pidato 2 bahasa yakni arab dan
inggris baik dilakukan di dalam Ponpes maupun yang dilakukan oleh lembaga lain yang terdapat di luar Ponpes tersebut, tanpa
melihat dari lembaga atau instansi manapun. Sementara itu nilai nilai kesatuan republik Indonesia yang ditanamkan diluar daripada kegiatan keagamaan lainya berupa sepakbola yang pernah menjadi juara pada tingkat propinsi Kalimantan Selatan, lomba pramuka ,PMR
dan lomba pidato
.
4. Menurut Nilai Nilai ajaran Agama Islam
Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura sangat mengutamakan dan menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islam yang ditanamkan dalam kaitanya dengan
penanaman pendidikan nilai nilai kebangsaan Indonesia adalah
melalui dilakukanya afiliasi kurikulum pondok dengan kurikulum kementerian agama. Untuk lebih jelasnya nilai nilai tersebut adalah;
a.
Nilai nilai pendidikan cinta terhadap bangsa ( Hubbul wathan) diantaranya dapat dilihat melalui pengkajian fiqih tentang khilafah; Ponpes Al Falah Putera dan Puteri ,
Darul Hijrah Putera
dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus
Martapura sangat mengutamakan dan menanamkan nilai-nilai pengkajian
khilafah diarahkan kepada bagaimana semangan cinta kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia setia kepada Pancasila dan UUD 1945. Khilafah diarahkan
pemahamanya bukan mendirikan
negara di atas negara atau negara Islam tetapi diarahkan
kepada mencintai bangsa Indonesia dalam keberagaman dan keberbedaan yang didalam ajaran
agama Islam diwajibkan untuk
dijunjung tinggi.
b.
Nilai pendidikan cinta
terhadap
bangsa diantaranya dapat dilihat melalui pengkajian Al qur’an dan Hadits yang
dijiwai oleh ajaran Islam antara lain
surah al hujuran ayat 13 ; pada surah
tersebut ; Allah menerangkan bahwa sesungguh Allah
menciptakan
manusia dari laki laki dan perempuan secara bersuku suku
dan berbangsa bangsa ,
supaya manusia saling kenal mengenal
antara satu dengan yang lainya. Sesungguhnya orang yang paling
mulia disisi Allah diantara kamu adalah orang yang paling taqwa diantara kamu. Ini semakin menandaskan bahwa Ponpes
Al
Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura
sangat
mengutamakan
dan menanamkan
nilai-nilai
cinta terhadap kebangsaan Indonesia yang sudah diakomodir dalam ajaran Al qur’an
1)
Nilai Nilai cinta terhadap
bangsa diantaranya dapat dilihat dari pengkajian Sejarah Islam/Tarikh Islam. Dalam Tarikh Islam diajarkan akan menghargai perjuangan para pejuang
pejuang yang mempertahankan segenap tumpah darah dalam mempertahankan kemerdekaan
dalam berbangsa, beragama dan bernegara. Islam tidak membenarkan kekerasan tetapi lebih
mengedepankan kesantunan, selama
bangsa
lain menghargai nilai nilai kemanusian
dan kebangsaan yang dijunjung tinggi oleh Bangsa Indonesia.
2) Nilai-nilai aqidah dan akhlak bangsa diantaranya dapat dilihat dari pengkajian mata pelajaran Aqidah Akhlak; Nilai-nilai aqidah dan akhlak yang tertera pada mata pelajaran tersebut tidak
terlepas dari nilai nilai karakter bangsa, nilai nilai relegius, nilai nilai keberadaban baik terhadap khalik, makhluk bahkan
berbangsa dan sebagainya.
C. Faktor-faktor
yang mendukung
atau menghambat pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia
1. Latar belakang pendidikan
Ustadz
Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura
data yang terambil dari dokumen bahwa
secara
umum
latar belakang
Ustadz
& Ustadzah berlatar belakang pendidikan yang
sangat mendukung terhadap pendidikan
nilai-nilai Kebangsaan Indonesia yakni ; rata-rata Ustadz/Ustadznya berlatar belakang pendidikan
S1 bahkan sudah ada beberapa orang yang
sudah berlatar belakang
pendidikan
S2
bahkan S3.
2. Kurikulum Pondok
Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura,
dengan data yang
terambil dari
dokumen bahwa
Kurikulum Ponpes ada
tiga Versi yakni Versi Pondok dan Versi Kementerian Agama, serta versi kementerian pendidikan nasional . Berdasarkan kurikulum tersebut sangat mendukung terhadap
pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia, dimana tidak hanya mementingkan pengetahuan agama saja tetapi pengetahuan umumpun sangat dipentingkan
sebagai bagian dari menanamkan nilai nilai
kebangsaan Indonesia.
3. Budaya akademis Pondok
Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapu, dengan data yang terambil dari
dokumen bahwa budaya akademik Pondok
sangat mendukung terhadap pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia yang terlihat dari visi dan
misi serta strategi pencapaian Visi dan misi yang mencerminkan nuansa akademik yang diciptakan untuk mendukung nilai-nilai kebangsaan Indonesia baik yang tertera dalam kegiatan Kurikuler dan kokurekuler, bahkan ekstrakurikuler yang mewajibkan ikut kegiatan pramuka
yang
pada kegiatan tersebut sangat kental mengajarkan akan kesetiaan terhadap pancasila dan UUD 1945
dan NKRI serta
nilai nilai yang ditanamkan dalam ajaran
agama Islam tersebut.
4. Media Teknologi
Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus
Martapu membuktikan media dan teknologi sangat tidak memberikan dukungan terhadap pendidikan nilai nilai kebangsaan Indonesia.22 Oleh
karena itu selama mondok santri tidak
boleh memiliki dan mengakses segenap hal melalui
media Teknologi. Santri
tidak boleh
memiliki
dan menyimpan HP, TV
dan
seterusnya yang masih berbau IT.Alasanya adalah selama di Pondok mereka fokus belajar oleh karena itu segala hal yang
menyangkut IT sedikit banyaknya mengganggu konsentrasi mereka belajar.
KESIMPULAN
1. Bentuk Pendidikan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia
pada Ponpes Al falah Putera dan Puteri
Banjarbaru
Ponpes Darul Hijrah
Putera dan Puteri Serta An Najah
Puteri Cindai
Alus Martapura Kabupaten Banjar
a.
Melalui Kegiatan Intra Kurikuler
yang terdiri dari ; kurikuler dalam memberikan materi
pendidikan nilai nilai kebangsaan Indosesia melalui matapelajaran Pancasila dan PPKn serta
matapelajaran Sejarah. Kokurikuler : yang
dilakukan dalam menanamkan nilai nilai kebangsaan Indonesia dalam bentuk kegiatan apel bendera setiap hari senin dan apel bendera
setiap peringatan hari kemerdekaan 17
Agustus.
b.
Selain itu dilakukan pula melalui kegiatan ekstra kurikuler yang
meliputi ; Ekstrakurikuler
Pramuka pada al Falah putera dan puteri sifatnya pilihan artinya boleh memilih
dan boleh tidak .
ekstrakurikuler pramuka pada
ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Puteri sifatnya wajib.
2. Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia yang ditanamkan pada Ponpes
Al
falah Putera dan Puteri Banjarbaru Ponpes Darul Hijrah
Putera dan Puteri Serta An Najah
Puteri Cindai
Alus Martapura Kabupaten Banjar
a. Menurut Pancasila Nilai nilai kebangsaan Indonesia yang ditanamkan pada ponpes Al Falah Putera dan Puteri ,
Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Cindai Alus
Martapura meliputi; nilai nilai
kebangsaan yang terdapat pada
Trisatya dan nilai nilai kebangsaan yang terhimpun dalam
dasadharma bagi pramuka penggalang.
Pramuga siaga juga menghimpun nilaia nilai
kebangsaan Indonesia yang meliputi Dwisatya dan
Dwidarma.
b. Menurut UUD 1945 yang terdiri dari nilai ;nilai relegius, nilai kemanusiaan, nilai
produktivitas,
nilai demokrasi, nilai keseimbangan,
nilai ketaatan hukum serta
nilai kesamaan derajat.
c. Menurut NKRI ; menanamkan nilai-nilai Kesatuan Republik Indonesia tercermin dalam visi
dan misinya serta apa yang telah ditanamkan melalui kegiatan kepramukaan
yang merupakan kegiatan
ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua santri baik putera maupun puteri.
Nilai-nilai kesatuan Republik Indonesia juga ditanamkan melalui, membangun
semangat berlomba baik dalam bentuk kegiatan keagamaan seperti lomba
membaca kitab kuning, al Habsyi, rebana, pidato 2 bahasa yakni arab dan inggris baik dilakukan di dalam Ponpes maupun yang dilakukan oleh lembaga lain yang terdapat di luar Ponpes tersebut, tanpa melihat dari lembaga atau instansi manapun. Sementara itu
nilai nilai kesatuan republik
Indonesia yang ditanamkan diluar daripada kegiatan keagamaan lainya berupa sepakbola
yang pernah menjadi juara pada tingkat propinsi Kalimantan Selatan, lomba pramuka ,PMR dan
lomba pidato .
d. Menurut Nilai Nilai ajaran Agama Islam ; menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islam yang
ditanamkan dalam kaitanya
dengan penanaman pendidikan nilai nilai kebangsaan Indonesia
adalah melalui afiliasi kurikulum pondok dengan kurikulum kementerian agama. Nilai nilai
pengkajian fiqih tentang khilafah yang diarahkan kepada bagaimana semangan cinta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia setia kepada Pancasila dan UUD 1945. Nilai
pendidikan cinta terhadap bangsa diantaranya dapat dilihat melalui pengkajian Al qur’an dan
Hadits yang dijiwai oleh ajaran Islam
antara lain
surah al hujuran ayat 13 .Nilai Nilai cinta
terhadap bangsa diantaranya dapat dilihat dari pengkajian Sejarah Islam/Tarikh Islam . Nilai-
nilai aqidah dan akhlak bangsa diantaranya dapat dilihat dari pengkajian mata pelajaran
Aqidah Akhlak
3.
Faktor-faktor yang mendukung atau menghambat pendidikan nilai-nilai Kebangsaan
Indonesia
meliputi;
a. Latar belakang
pendidikan Ustadz
Ponpes Al Falah Putera dan Puteri ,
Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura data yang terambil dari dokumen bahwa secara umum latar belakang
Ustadz
& Ustadzah berlatar belakang pendidikan yang sangat mendukung terhadap pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia yakni ; rata-rata Ustadz/Ustadznya berlatar
belakang pendidikan S1 bahkan sudah
ada beberapa orang
yang sudah berlatar belakang pendidikan S2 bahkan
S3
b. Kurikulum Pondok
Ponpes Al Falah Putera dan Puteri ,
Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura, dengan data yang terambil dari dokumen bahwa Kurikulum Ponpes
ada tiga Versi yakni Versi
Pondok dan Versi Kementerian Agama, serta versi kementerian pendidikan nasional. Berdasarkan
kurikulum tersebut sangat mendukung
terhadap
pendidikan nilai-nilai Kebangsaan
Indonesia, dimana tidak
hanya mementingkan pengetahuan agama
saja tetapi pengetahuan umumpun sangat dipentingkan sebagai bagian dari menanamkan
nilai nilai kebangsaan Indonesia.
c. Budaya akademis Pondok
Ponpes Al Falah Putera
dan
Puteri, Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah
Cindai Alus Martapu, dengan data yang terambil dari dokumen bahwa
budaya akademik
Pondok sangat mendukung terhadap pendidikan nilai-nilai
Kebangsaan Indonesia yang
terlihat dari visi dan misi serta strategi pencapaian Visi dan misi yang mencerminkan nuansa akademik yang diciptakan untuk
mendukung nilai-nilai kebangsaan Indonesia
baik
yang tertera dalam kegiatan
Kurikuler dan kokurekuler, bahkan
ekstrakurikuler yang mewajibkan
ikut
kegiatan pramuka yang pada kegiatan tersebut sangat kental mengajarkan akan kesetiaan
terhadap pancasila dan
UUD
1945 dan NKRI serta nilai nilai yang ditanamkan
dalam ajaran
agama Islam tersebut.
d. Media Teknologi
Ponpes Al Falah Putera dan Puteri ,
Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus
Martapu membuktikan media dan
teknologi
sangat tidak
memberikan
dukungan terhadap pendidikan nilai nilai kebangsaan Indonesia. Oleh karena
itu
selama mondok santri tidak boleh memiliki dan mengakses segenap hal melalui media
Teknologi. Santri tidak boleh memiliki dan menyimpan HP, TV dan seterusnya yang masih berbau IT. Alasanya adalah selama di Pondok mereka fokus belajar oleh karena itu segala hal yang menyangkut IT
sedikit banyaknya mengganggu
konsentrasi mereka belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Alfan, Muhammad. Filsafat Kebudayaan. Bandung: Pustaka Setia,
2013.
Althof, Wolfgang, dan Marvin
W. Berkowitz. “Moral education and character education: Their
relationship and roles in citizenship education.” Journal of Moral Education 35, no.
4 (2006). https://doi.org/10.1080/03057240601012204.
Arifin, Hakim M. Ilmu Budaya Dasar.
Bandung: Pusaka
Satya, 2001.
Davies, Ian, Stephen Gorard, dan Nick McGuinn. “Citizenship Education and Character Education: Similarities and Contrasts.”
British Journal of Educational Studies 53, no. 3 (2005).
Echols,
John M., dan Hasan Shadly. An
English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Gramedia,
2005. Esti, Ismawati. Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Yogyakarta: Ombak, 2012.
Hoge, John Douglas. “Character Education, Citizenship Education, and the Social Studies.” The Social Studies 93, no. 3
(Mei 2002).
https://doi.org/10.1080/00377990209599891.
Howard, Robert W.,
Marvin W. Berkowitz, dan Esther F. Schaeffer. “Politics of Character
Education.” Educational Policy 18,
no. 1 (Januari 2004).
https://doi.org/10.1177/0895904803260031.
Koentjaraningrat. Kebudayaan
Mentalitas dan Pembangunan.
Jakarta: Gramedia, 1987.
——. Pengantar Ilmu
Antropologi.
Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Lickona, T. Educating for Character.
New York: Bantam,
1991.
Lickona,
T., dan M. Davidson. Character Matters.
New York: Simon
and Schuster, 2005.
Lubis, Mochtar. Transformasi
Budaya untuk Masa Depan. Jakarta: Gunung Agung,
1985.
McClellan, B. E. Moral Education in America; Schools and the Shaping of Character from Colonial Times
to the Present. New York: Teachers College Press, 1999.
Milson, Andrew J., dan Beong-Wan Chu. “Character Education for Cyberspace: Developing Good
Netizens.” Social Studies 93,
no. 3 (2002).
Revell, Lynn. “Children’s Responses to Character Education.” Educational Studies 28,
no. 4 (1 Desember 2002).
https://doi.org/10.1080/0305569022000042426.
Silay, Nur. “Another Type
of Character Education: Citizenship Education.” International Journal of Education 6, no. 2 (22 April 2014). https://doi.org/10.5296/ije.v6i2.4949.
Soemarno, Soemarsono. Karakter Mengantar Bangsa dari Gelap Menuju Terang. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009.
Sujarwa. Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar : Manusia dan Fenomena Sosial Budaya. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010.
Suparlan,
Parsudi.
Suku Bangsa dan Hubungan Antar
Suku Bangsa. Jakarta:
Yayasan
Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian, 2005.
Tim Redaksi Nuansa Aulia. Sistem
Pendidikan Nasional. Bandung, 2008.
Wila,
Huky D.A. Pengantar Sosiologi.
Surabaya: Usaha Nasional, 1986.