Sabtu, 24 Mei 2025

SELAMAT KEPADA PRODI HKI STAI AL-FALAH BANJARBARU ATAS TERLAKSANANYA ASESMEN LAPANGAN AKREDITASI OLEH BAN-PT

Oleh Miftahul Jannah



Selamat kepada Prodi Hukum Keluarga Islam (HKI) STAI Al-Falah Banjarbaru yang sudah melaksanakan asesmen lapangan oleh Tim Asesor BAN-PT mulai hari Jum'at, 23-24 Mei 2025 secara daring, dengan dosen asesor bapak Prof. Dr. H. Maimun, M.Ag dari IAIN Madura dan bapak Prof. Dr. Yayan Sopyan, S.H., M.Ag. dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Akreditasi merupakan salah satu bentuk pengakuan terhadap penjaminan mutu eksternal dari sebuah program studi. Salah satu prosesnya adalah pengakuan akreditasi adalah Asesmen Lapangan dari BAN-PT. Asesmen Lapangan dilakukan oleh asesor utusan BAN-PT untuk meverifikasi berkas atau dokumen pengisian intrumen akreditasu berupa LKPS dan LED yang disampaikan oleh program studi kepada lembaga pengakreditasi.

Pelaksanaan AL melibatkan seluruh unsur pimpinan, ketua Yayasan, Ketua STAI dan Wakil Ketua, Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi seluruh dosen dan tenaga kependidikan, bagian administrasi akademik dan kemahasiswaan serta bagian administrasi umum dan keuangan. Proses AL juga melibatkan unit kerja terkait seperti Lembaga Penjamin Mutu (LPM), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), Perpustakaan dan Sistem Informasi STAI Al-Falah (SIFLAH). tak lupa dari stakeholders dan mahasiswa juga terlibat untuk wawancara terkaut bagaimana partisipasi mereka terhadap proses perkuliahan di Program Studi Hukum Keluarga Islam STAI Al-Falah Banjarbaru.

Berbagai pertanyaan dan pembuktian data berupa dokumen diminta oleh asesor untuk memastikan bahwa apa yang telah dilakukan terdapat bukti shahih terhadap pelaksanaannya. semua Tim Kereditasi berusaha secara maksimal melengkapi data dan dokumen yang diminta oleh asesor. Semoga kerja jeras dab usaha ini mendapatkan hasil terbaik agar STAI Al-Falah Bajarbaru selalu unggul membangun peradabab Islam yang profeional, kompetitif dan berakhlakul karimah, aamiin Ya Rabbal 'Alamiin.

Sabtu, 17 Mei 2025

Pendidikan Nilai-nilai Kebangsaan Indonesia pada Ponpes Khalafiah di Kalimantan Selatan

 

Surawardi

 

PENDAHULUAN

 

Belakangan ini sering diindikasikan bahwa nilai-nilai kebangsaan menjadi sorotan dikalangan Pondok Pesantren karena ada segelintir orang yang mengatasnamakan alumni Ponpes melakukan tindakan amoral seperti terorisme yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.1 Selain terorisme, istilah yang sering juga dikaitkan dengan kalangan Ponpes adalah adanya oknum santri yang terlibat dalam kegiatan makar terhadap pemerintah seperti; demonstrasi anti pemerintah, anti pancasila dan NKRI bahkan yang sering digaungkan dalam medsos dengan istilah mendirikan Khilafah Islamiah.2

Seiring dengan terendusnya oknum-oknum tersebut yang mengatas namakan alumni Ponpes tentu saja merugikan Pondok Pesantren. Pada dasarnya kalau menengok sejarah kemerdekaan RI dan sejarah Ordelama , ordebaru dan orde Reformasi, tidak sedikit kiprah Ponpes melahirkan pejuang-pejuang yang memajukan bangsa Indonesia khususnya memajukan pendidikan di Indonesia.3 Menteri-menteri pendidikan dan menteri agama hampir semuanya berpendidikan Pondok Pesantren bahkan tercatat menteri agama saat ini dalam kabenet kerja Jokowi yakni ; Dr. H. Lukman Syaifuddin, MA merupakan alumni Ponpes yakni Ponpes Moderen Gontor Ponorogo.

Berdasarkan fakta inilah saya tertarik dan mencoba menggali kembali tentang kiprah pondok pesantren khususnya yang terdapat di Kalimantan Selatan, yang tidak sedikit andilnya dalam memajukan kemajuan bangsa Indonesia, khususnya wilayah Kalimantan, dalam mendidik menanamkan nilai-nilai pendidikan kebangsaan Indonesia yang tidak diragukan lagi integritasnya
terhadap kemajuan bangsa dan negara Indonesia tercinta ini. Bila menelisik figur eksekutif, yudikatif dan eksekutif yang berkiprah di Kalimantan Selatan maka tidak sedikit mereka merupakan alumni Ponpes.

Kondisi objektif tersebut semakin menguatkan bahwa nilai-nilai kebangsaan Indonesia yang ditanamkan di Ponpes sudah tidak diragukan lagi integritasnya terhadap pemerintah dan NKRI.4 Seperti apa dan bagaimana nilai nilai kebangsaan Indonesia itu ditanamkan di Ponpes, tentu saja perlu pengkajian lebih dalam, lengkap dan menyeluruh atau komprehensif untuk ditelaah dalam bentuk sebuah penelitian yang serius. Karena dengan cara inilah akhirnya bisa terungkap data dan teori yang sebenarnya bahwa apakah memang secara ilmiah bisa dipertanggung jawabkan bahwa Ponpes merupakan lembaga pendidikan formal yang kiprahnya sudah lama menanamkan pendidikan nilai-nilai kebangsaan Indonesia terhadap para santrinya ataukah sebaliknya masih diragukan integritasnya terhadap pemerintah dan NKRI. Ponpes yang refresentatif untuk diteliti menurut penjejakan sementara adalah: ponpes Pesantren Khalafiah dengan kreteria yakni Ponpes yang menerapkan kurikulum Ponpes dan juga menerapkan kurikulum Negeri yang berafiliasi dengan Kementrerian Agama. Sehingga mereka memiliki Ijazah Doble Degree yakni; Ijazah Pondok dan Ijazah Negeri. Selain kreteria tersebut masih ada kreteria lainya yakni ; Khalafiah adalah Pondok Pesantrin dengan karakterisitik antara lain ; penekanan pada bahasa asing dalam percakapan, melaksanakan kegiatan intrakurikuler baik dalam bentuk korikuler dan kokurekuler dengan menggunakan kurikulum Pondok dan berafilliasi dengan kurikulum Kementerian Agama RI serta memiliki double degree Ijazah yakni Ijazah Pondok dan Ijazah Negeri, tidak lagi memakai sistem pengajian tradisional seperti sorogan, wetonan dan bandongan serta secara administratif mirip seperti administrasi sekolah Formal. Berdasarkan karakterisitik ini maka dapat dikatakan sebagai Ponpes Khalafiah.

Data pada salah salah satu Ponpes yang masuk kategori khalafiah memaparkan kometman dan integritas pendidikan nilai-nilai kebangsaan ini bertolak dari dasar Al qur yakni surah An Nisa

; 59

 

Berdasarkan ayat tersebut difahami menurut salah seorang Ustadz Ponpes bahwa pendidikan nilai nilai kebangsaan Indonesia berawal dari pemahaman bahwa sebagai seorang muslim sudah tentu dalam bernegara yang pertama kali diikuti adalah ajaran Allah kemudian Rasulullah dan berikutnya adalah Taat kepada Ulil Amri ( pemegang kekuasaan ) dalam hal ini adalah pemerintah). Pendidikan nilai-nilai kebangsaan yakni taat kepada Ulil Amri merupakan bagian dari taat kepada Allah dan RasulNya, tidak dipahami sebagai bagian yang berdiri sendiri tetapi terintegrasi, selama pemerintahan tersebut masih menjunjung tinggi nilai-nilai ilahiyah dan nilai-nilai sunnatullah. Sebagai contoh; dalam hal bersikap menentukan Awal Ramadhan dan hari Raya baik ‘Idul Fitri dan Idul Adha menurut salah seoran Ustadz perwakilan dari salah satu Ponpes Khalafiah; kita wajib mengikuti pemerintah tanpa terkecuali, kalau selama ini ada sebagian orang yang berijtihad dengan menentukan hari Raya diluar keputusan pemerintah. Ponpes Khalafiah tidak pernah mengajarkan sikap untuk berbeda dengan pemerintah selama pemerintah masih menjunjung tinggi nilai nilai ilahiyah dan nilai-nilai sunnatullah. Ini hanyalah salah satu nilai sikap kebangsaan yang ditanamkan kepada semua santri sebagai bagian dari sikap seluruh insan akademisi ponpes khalafiah yang wajib diikuti oleh seluruh santri baik selagi aktif mondok maupun sebagai alumni Ponpes nantinya.

Bertolak dari kondisi objektif awal yang berhasil kami gali tersebut yakni salah satu perwakilan Ponpes Khalafiah yang ada di Kalimantan maka pada akhirnya kelompok dosen peneliti Fakultas Tarbiyah dan Keguruan akhirnya sangat tertarik untuk melakukan penelitian lebih komprehensip dengan judul; Pendidikan Nilai Nilai Kebangsaan Indonesia Pada Ponpes Khalafiah Di Kalimanatan Selatan

  

TINJAUAN PUSTAKA

 1. Makna Pendidikan

 Pendidikan terambil dari istilah Educatioan yang berarti; Pendidikan.5 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakn potensi dirinya dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.6 Pendidikan dalam kontek penelitian yang dimaksudkan adalah adanya usaha sadar yang dilakukan segenap insan akademis Ponpes Khalafiah yang ada di Kalimanatan Selatan dalam usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkn potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, dalam bermasyarakat, terlebih lagi dalam hal nilai-nilai kebangsaan Indonesia dan kewarga negaraan Indonesia.

 2. Nilai Nilai Kebangsaan

 Nilai-nilai dapat diartikan sebaga perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan ataupun yang tidak diinginkan, atau tentang apa yang boleh atau tidak boleh. Bidang yang berhubungan dengan nilai adalah etika (penyelidikan nilai dalam tingkah laku manusia) dan estetika(penyelidikan tentang nilai dan seni). Nilai dalam masyarakat tercakup dalam adat kebiasaan dan tradisi yang secara tidak sadar diterima dan dilaksanakan oleh anggota masyarakat.7 Adapun yang dimaksudkan dengan nilai -nilai dalam penelitian ini adalah nilai-nilai kebangsaan Indonesia yang terdiri dari nilai-nilai kebangsaan yang tertera dalam kelima sila pancasila yang melahirkan nilai-nilai kebangsaan Indonesia. Selain itu nilai-nilai kebangsaan Indonesia yang terdapat dalam UUD 1945 serta nilai-nilai kebangsaan Indonesia yang tertera dalam konsep NKRI. Bahkan yang tidak kalah pentingnya nila-nilai kebangsaan Indonesia berdasarkan norma agama Islam.

3. Khalafiah 

Khalafiah adalah Pondok Pesantrin dengan karakterisitik antara lain ; penekanan pada bahasa asing dalam percakapan, melaksanakan kegiatan intrakurikuler baik dalam bentuk korikuler dan kokurekuler dengan menggunakan kurikulum Pondok dan berafilliasi dengan kurikulum Kementerian Agama RI serta memiliki double degree Ijazah yakni Ijazah Pondok dan Ijazah Negeri, tidak lagi memakai sistem pengajian tradisional seperti sorogan, wetonan dan bandongan serta secara administratif mirip seperti administrasi sekolah Formal.8 Berdasarkan karakterisitik ini maka dapat dikatakan sebagai Ponpes Khalafiah.

Adapun Pondok Pesantren yang memenuhi kreteria sebagai Pondok Pesantren ; di Kalimantan Selatan yang memenuhi kreteria sebagai Pondok Pesantren Khalafiah yakni Ponpes Alfalah Putera dan puteri Kota Banjarbaru , Pondok Pesantren Darul Hijrah Putera dan Puteri Martapura dan Ponpes Annajah Puteri Cindai Alus Martapura

Jadi yang dimaksud dengan dengan pendidikan nilai-nilai kebangsaan Indonesia Pada  Ponpes Khalafiah di Kalimanatan Selatan dalam penelitian ini meliputi;

 

Bentuk kegiatan pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan Indonesia yang meliputi :

1) Kegiatan intra kurikuler terdiri dari : kurikuler dan kukurikuler.

 2) Kegiatan Ekstrakurikuler.9

 Nilai-nilai kebangsaan Indonesia yang ditanamkan kepada Santri meliputi

 1) Nilai nilai kebangsaan Indonesia yang bersumber dari Pancasila

2) Nilai nilai kebangsaan Indonesia yang bersumber dari UUD 1945 

3) Nilai-nilai kebangsaan Indonesia dalam konsep NKRI

4) Nilai-nilai kebangsaan Indonesia dalam konsep norma agama Islam

 

METODE PENELITIAN

 Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yakni pendekatan yang lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati dengan menggunakan logika illmiah.

Sesuai dengan pendekatan kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting sekali mengingat peneliti bertindak langsung sebagai instrumen langsung dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian.

Penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang apa atau bagaimana keadaan suatu (fenomena atau kejadian) dan melaporkan bagaimana adanya. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu tentang keadaan yang ada di lapangan yang diteliti, diamati dan berdasarkan atas pengamatan yang dilakukan. Dalam hal ini penulis mendeskripsikan bagaimana Pendidikan Nilai-Nilai Kebangsaan Indosesia pada Ponpes Khalafiah di Kalimantan Selatan.

 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

A. Bentuk Pendidikan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia pada Ponpes Al falah Putera dan Puteri Banjarbaru, Ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri Serta An Najah Puteri Cindai Alus Martapura Kabupaten Banjar

 

 

Melalui Kegiatan Intra Kurikuler

 

1. Kurikuler

 Tidak terdapat perbedaan mengenai pendidikan nilai-nilai kebangsaan Indonesia pada ponpes Al falah Putera dan Puteri Banjarbaru, Ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Cindai Alus Martapura Kabupaten Banjar dalam memberikan materi pendidikan nilai nilai kebangsaan Indosesia melalui matapelajaran Pancasila dan PPKn serta matapelajaran Sejarah.10 Hanya saja kurikuler Ponpes Al Falah Putera dan puteri untuk matapelajaran /kurikuler tersebut dilaksanakan pada sore hari Sementara Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Puteri dilaksanakan secara berbarengan. Ponpes Al falah Putera dan Puteri dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran memang termasuk Ponpes Khalafiah yang masih tradisional yakni dengan mempertahankan penguasaan kitab kuning. Sementara Ponpes Darul Hijrah putera dan Puteri serta An Najah Puteri masuk dalam konteks pondok khalafiah modern, hal ini ditandai dengan adanya pendidikan multikulturalisme yang sesungguhnya telah menjadi pendidikan dasar yang tidak hanya diajarkan dalam pengajar formal di kelas saja. Tapi juga dilakukan dalam kehidupan sehari-hari santri.11

Pendidikan formal multikulturalisme diwujudkan dalam bentuk pengajaran materi keindonesiaan/kewarganegaraan yang telah dikurikulumkan.12 Sistem pengajaran di pondok modern yang didominasi bahasa asing (Arab dan Inggris) sebagai pengantar, tidak melunturkan semangat pendidikan multikulturalisme anak didik (santri).13 Karena materi ini ditempatkan sebagai materi primer dan harus diajarkan dengan medium bahasa Indonesia pula.

 2. Kokurikuler

 Baik Ponpes Al Falah Putera dan Puteri serta Darul Hijrah Putera dan Puteri maupun An Najah Puteri dalam hal kegitan Kokurikuler yang dilakukan dalam menanamkan nilai nilai kebangsaan Indonesia tidak terdapat perbedaan yakni berupa penguatan dalam bentuk Apel bendera setiap hari senin dan apel bendera setiap peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus.14

 

3. Kegiatan ekstra kurikuler

 Pada ponpes Al Falah putera dan puteri dikenal dengan istilah perkenalan pondok dalam rangka mengenalkan tentang beberapa sunnah pondok yang harus diikuti selama menuntut ilmu di Ponpes. Sementara pada Ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Cindai Alus Martapura Kabupaten Banjar , kegiatan ekstrakurikuler utama bagi santri baru adalah dalam bentuk ; kegiatan PPKA (Pekan perkenalan khutbatul Arsy) ialah salah satu kegiatan sunnah pondok, yang dilaksanakan setiap tahunnya oleh santriwati lama maupun santriwati baru, tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk lebih mengenalkan kembali, memahami kembali dan menjiwai kembali jiwa-jiwa pondok pesantren. Salah satu acara dari kegiatan Khutbatul Arsy ialah Perkemahan Sabtu Minggu, yang didalamnya terdapat banyak pelajaran tentang "ketangkasan kemandirian, kebebasan, kekreatifan dan keenovatifan. Diperkemahan ini banyak sekali di adakan agenda perlomba'an-perlomba'an yang menghibur dan mendidik.

PPKA (Pekan perkenalan khutbatul Arsy) ialah salah satu kegiatan sunnah pondok, yangdilaksanakan setiap tahunnya oleh santriwati lama maupun santriwati baru, tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk lebih mengenalkan kembali, memahami kembali dan menjiwai kembali jiwa-jiwa pondok pesantren. Salah satu acara dari kegiatan Khutbatul Arsy ialah Perkemahan Sabtu Minggu, yang didalamnya terdapat banyak pelajaran tentang "ketangkasan kemandirian, kebebasan, kekreatifan dan keenovatifan. Diperkemahan ini banyak sekali di adakan agenda perlomba'an-perlomba'an yang menghibur dan mendidik. Penyampaian Visi dan Misi sekaligus Pemilihan ketua OSPM (Organisasi Santriwati Pondok Modern) dan Sanggar Kerja di Pondok Modern An-Najah Cindai Alus Puteri. Semoga menjadi pemimpin yang adil dan amanah serta mampu menjadi teladan bagi adek-adek kelasnya .

Ekstrakurikuler Pramuka pada al Falah putera dan puteri sifatnya pilihan artinya boleh memilih dan boleh tidak . sementara ekstrakurikuler pramuka pada ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Puteri sifatnya wajib. Pada kegiatan pramuka inilah prinsip prinsip dasar tentang penanaman nilai nilai kebangsaan Indonesia sangat mendasar ditanamkan karena gerakan pramuka berlandaskan prinsif prinsif sebagai berikut yakni; Iman , dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Peduli Terhadap bangsa, dan tanah air, sesama hidup dan alam sisinya. Peduli terhadap dirinya pribadi serta taat kepada kode kehormatan pramuka.

Kode Kehormatan Pramuka Penggalang. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri dari janji (satya) dan ketentuan moral (darma). Janji penggalang disebutTrisatya’ sedangkan ketentuan moralnya dinamakan dengan Dasadarma. Trisatya terdiri dari tiga butir janji sedangkan Dasadarma memuat 10 butir sikap yang kesemuanya wajib ditepati dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun bunyi Trisatya dan Dasadarma untuk pramuka penggalang yaitu sebagai berikut:

a. Trisatya ;Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

 1) menjalankan kewajiban pada Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mengamalkan Pancasila

2) menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat,

 3) menepati Dasadarma. 

b. Dasadarma

1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

 2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

 3) Patriot yang sopan dan kesatria.

 4) Patuh dan suka bermusyawarah.

 5) Rela menolong dan tabah.

 6) Rajin, terampil, dan gembira.

 7) Hemat, cermat, dan bersahaja.

8) Disiplin, berani, dan setia.

 9) Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.

 10) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

 11) Pada tiap kelompok pramuka, memiliki masing-masing kode kehormatan yang menjadi materi pramuka wajib bagi pramuka siaga. Materi tersebut yaitu berupa kode kehormatan yang meliputi : Dwisatya dan Dwidarma. Bunyi kode kehormatannya adalah :

c. Dwi Satya (Janji dan Komitmen diri). Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh- sungguh

1)  Melaksanakan kewajibanku pada Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan aturan keluarga.

 2) Setiap hari berbuat keyakinan. d. Dwidarma (Ketentuan Moral)

1) Siaga berbakti pada ayah dan ibu

 2) Siaga berani dan tidak putus asa.

 Pramuka Penegak merupakan sebuah golongan sesuddah pramuka Penggalang. Disebut pramuka penegak dikarenakan menyesuaikan dengan kiasan pada masa Penegakan kemerdekaan bangsa Indonesia.15 Materi pramuka dasar harus dihafal juga oleh Penegak dan Pandega sendiri sama halnya dengan Penggalang. Yakni Trisatya dan Dasadarma.Namun selain daripada itu, materi pramuka yang wajib diketahui oleh pramuka penegak dan pandega yaitu mengenai tentang sejarah dan makna Gerakan Pramuka.

Berdasarkan uraiain tersebut dapat dikatakan bahwa baik Ponpes Al Falah putera dan puteri Banjarbaru dan Ponpes Darul Hijrah putera dan puteri serta ponpes An Najah Puteri Cindai Alus Martapura, telah menanamkan nilai nilai kebangsaan Indonesia melaui kegiatan Intrakurikuler yang terdiri dari kurikuler dan kokurikuler , demikian juga dalam kegiatan ekstrakurikulernya, sehingga terbentuk insan kamil yang tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sikap keberagamaan yang baik tetapi juga memiliki wawasan kebangsaan yang bagus berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam konsep Negara Kesatuam Republik Indonesia (NKRI).

Berdasarkan nilai nilai tersebut pula dapat dikatakan bahwa penanaman nilai nilai kebangsaan Indonesia pada ponpes tersebut semakin menandaskan bahwa ponpes khalafiah baik

yang bersfat tradisional yang diwakili oleh ponpes Al Falah putera dan puteri maupun ponpes moderen yang diwakili oleh Ponpes Darul Hijrah putera dan puteri serta An Najah Puteri Martapura sangat menjunjung tinggi nilai nilai kebangsaan Indonesia yang dibingkai dengan dimasukkanya mata plajaran PPKn dan pancasila serta sejarah kedalam kurikuler serta diperkuat dengan kegiatan kokurikuler berupa kegiatan apel senin dan apel peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus. Berdasarkan itu pula bahwa Ponpes sangat tidak mentolerer sikap radikal, fanatisme kesukuan dan kedaerahan , semua dipandan sama yang membedakanya hanyalah pada iman dan taqwanya.

 

 

B. Nilai Nilai Kebangsaan Indonesia yang ditanamkan Pada Ponpes Al Falah Putera dan Puteri, Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes Puteri An Najah Martapura

1. Menurut Pancasila

 Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Cindai Alus Martapura bahwa nilai nilai kebangsaan Indonesia yang ditanamkan kepada para santrinya berupa: Kewajiban mengikuti kegiatan pramuka tanpa pengecualian. Meskipun ada pernah kebijakan bagi santri yang mengikuti program tahfizul quran pada Ponpes pernah dibebaskan dari kegiatan pramuka akan tetapi sekarang tanpa pengecualian bahwa program pramuka wajib diikuti. Karenanya berbagai nilai nilai kebangsaan Indonesia dapat ditanamkan pada kegiatan tersebut seperti yang telah diterangkan di atas. Nilai nilai kebangsaan Indonesia yang ditanamkan pada ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Cindai Alus Martapura meliputi; Trisatya dan dasadharma bagi pramuka penggalang. Pramuga siaga meliputi Dwisatya dan Dwidarma. Meskipun demikian bukan berarti Ponpes al Falah yang tidak mewajibkan kegiatan pramuka bagia santrinya , tidak menganggap dan mengurangi rasa cinta terhadap tanah air, karena sunnah pondok yang ditanamkan bahwa cinta terhadap tanah air merupakan bagian dari cinta terhadap ajaran agama Islam itu sendiri.

 2. Menurut UUD 1945

 a. Nilai relegius

 Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Cindai Alus Martapura sangat menanamkan nilai-nilai relegius adalah nilai nilai mendasar yang ditanamkan bahwa bentuk bentuk nilai-nilai relegius yang ditanamkan meliputi : Shalat berjamaah lima waktu, Itikaf dan tadarus Al quran , kegiatan maulid al Habsyi, membiasakan mengucapkan salam ketika berpapasan, membiasakan ihtiram kepada para Ustadz yang didikasikan melalui bersalaman dan mencium tangan para Ustadz dan Ustadzah ketika bersalaman, berpakaian sesuai dengan kreteria busana muslim dan muslimah. Memperingati hari hari besar Islam seperti tahun baru 1 Muharram, maulidurrasul, Isra Mi’raj dan Muhadharah.

b. Nilai kemanusiaan

 Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura bahwa nilai-nilai kemanusiaan adalah nilai nilai yang sangat diutamakan yang ditanamkan dan dibiasakan di Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura meliputi : bersikap dan berperilaku sederhana yang dicerminkan dari cara berpakaian dengan seragam sekolah. Dilarang berpakaian mewah yang bermerek dalam rangka menjaga kebersamaan dan kepeduliaan terghadap orang lain.Makan dan minuman yang sama untuk semua santri tanpa membeda bedakan, tidak boleh memakai, pakaian orang lain tanpa izin apalagi mencuri dan mengambil hak orang lain serta tidak membedak bedakan teman baik latar belakaang status sosial daerah dan suku bangsa.16

c. Nilai produktivitas

 Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Cindai Alus Martapura An Najah Cindai Alus Martapura sangat menanamkan nilai nilai kebangsaan Indonesia berupa nilai-nilai produktivitas adalah nilai nilai yang sangat diutamakan yang ditanamkan dan dibiasakan yang meliputi : latihan kewirausahaan melalui koperasi Ponpes. Keterampilan berkebun, bertambak, berternak dan kewirausahaan lainya serta keterampilan bahasa serta pelatihan menjahit dan menyulam khususnya bagi santri puteri.17

d. Nilai Demokrasi

 Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura sangat mengutamakan dan menanamkan nilai-nilai demokrasi , nilai nilai tersebut adalah nilai nilai yang sangat diutamakan yang ditanamkan dan dibiasakan . Nilai-nilai meliputi : Demokrasi ketika pemilihan ketua Osis dan keanggotaanya, ketua kamar dan keanggotaanya , ketua kelas dan keanggotaanya serta berbagai kepengurusan pada organisasi santri semuanya dilakukan melalui musyawarah atau pemilihan dari santri untuk santri baik pada santri.18

e. Nilai keseimbangan

Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura sangat mengutamakan dan menanamkan nilai-nilai keseimbangan. Nilai yang dimaksudkan adalah nilai nilai keseimbangan antara kepentingan dunia dan akhirat yang ditanamkan melalui adanya kurikulum pondok dan kurikulum kementerian agama dan Kemendiknas yang didalamnya ada mata pelajaran umum dan agama. Ada ujian pondok dan ada ujian nasional . Nilai keseimbangan lainya adalah nilai keseimbangan dalam bentuk keseimbangan antara ilmu dengan amal yang ditandai dengan adanya kewajiban shalat berjamaah lima waktu . Keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan orang lain yang ditandai dengan adanya kewajiban mengenakan pakaian yang sederhana untuk menjaga perhatian dengan teman santri yang lainya yang nasibnya kurang beruntung, menggalanng dana sosial jika ada teman sesama santri yang keluarganya dapat musibah.19 Keseimbangan antar kepentingan agama dan kebangsaan yang ditandai dengan adanya kewajiban melakukan apel bendera 17 Agustus sebagai hari kemerdekaan Republik Indonesia . Demikian pula dengan adanaya apel bendera setiap hari senin sebagai bentuk penghargaan bagi para pahlawaan pembela agama dan kemerdekaan Negara kita republik Indonesia..Nilai keseimbangan itu akan terlihat dari jenjang dan jenis pendidikan yang dipilih yakni ; SMP/MTs dan SMA/MA. Pada implementasinya kurikulum pondok dan kementerian agama serta kementerian pendidikan nasional tidak ada perbedaan dalam pemberlakuanya, semuanya menempati tempat atau kedudukan yang sangat penting.20 Dari aspek ini bagi alumni Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura tidak ada kendala untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi baik umum maupun agama, karena sudah dpersiapkan sedoini mungin dalam kurikulum pondok yang memang menganut azas keseimbangan antara pengetahuan umum agama atau dalah istilah populer bagi insan pondok yakni selamat dunia dan selamat bagi negeri akhirat, sukses dunia dan bahagia untuk negeri akhirat.

f. Nilai ketaatan hukum

 Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura sangat mengedepankan penanaman nilai-nilai ketaatan hukum yang dimaksudkan adalah nilai nilai ketaatan hukum yang dijunjung tinggi secara agama, dan kenegaraan serta sunnah pondok . Pada Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura sangat mengutamakan dan menanamkan nilai-nilai ketaatatan terhadap agama adalah nilai dasar yang sangat diutamakan sedangkan nilai nilai ketaatan terhadap kukum kenegaraan seperti; hormat terhadap bendera yang mengandung nilai-nilai penghargaan terhadap nilai nilai perjuangan mempertahankan kehormatan bangsa dari penjajahan yang bertentangan dengan nilai nilai perikemanusiaan dan perikeadilan, kemudian hal tersebut bukan dimaknai sebagai menyembah bendera. Meskipun pada Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura, memasukkan pancajiwa Pondok adanya unsur kebebasan akan tetapi kebebasan yang dimaksudkan adalah ; Bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup, dan bahkan bebas dari berbagai pengaruh negatif dari luar, masyarakat. Jiwa bebas ini akan menjadikan santriwati berjiwa besar dan optimis dalam menghadapi segala kesulitan.21

Hanya saja dalam kebebasan ini seringkali ditemukan unsur-unsur negatif, yaitu apabila kebebasan itu disalahgunakan, sehingga terlalu bebas (liberal) dan berakibat hilangnya arah dan tujuan atau prinsip. Sebaliknya, ada pula yang terlalu bebas (untuk tidak mau dipengaruhi), berpegang teguh kepada tradisi yang dianggapnya sendiri telah pernah menguntungkan pada zamannya, sehingga tidak hendak menoleh ke zaman yang telah berubah. Akhirnya dia sudah tidak lagi bebas karena mengikatkan diri pada yang diketahui saja.Maka kebebasan ini harus dikembalikan ke aslinya, yaitu bebas di dalam garis-garis yang positif, dengan penuh tanggungjawab; baik di dalam kehidupan pondok pesantren itu sendiri, maupun dalam kehidupan masyarakat. Jiwa yang meliputi suasana kehidupan Pondok Pesantren itulah yang dibawa oleh santriwati sebagai bekal nilai nilai kebangsaan Indonesia yang utama di dalam kehidupannya di masyarakat. Jiwa ini juga harus dipelihara dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya.

g. Nilai kesamaan Derajat

Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura sangat mengutamakan dan menanamkan nilai-nilai kesamaan derajat yang ditanamkan pada santri baik putera maupun puteri seperti; tidak boleh memandang remeh orang lain yakni sesama santri yang terdapat di Ponpes d engan segala macam suku , daerah, sosial dan budaya yang berbeda. Jika hal tersebut terjadi di Ponpes tersebut, maka akan dihukum secara berat hingga diberhentikan atau dikeluarkan dari Ponpes.

Nilai nilai kesamaan derajat yang titanamkan dalam keseharian juga tercermin dari kesamaan dalam berpakaian, kesamaan dalam hal yang dimakan dan diminum dengan tidak melihatv starata sosial ekonomi dari para santri yang terdapat di Ponpes tersebut . Selain itu juga memiliki kesamaan dan kesempatan yang sama untuk mengikuti seluruh kegiatan civitas akademika yang terdapat pada Ponpes tanpa membedada bedakan kesukuan dan kedaerahan.

 

3. Menurut NKRI

 Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura sangat mengutamakan dan menanamkan nilai-nilai Kesatuan Republik Indonesia tercermin dalam visi dan misinya serta apa yang telah ditanamkan melalui kegiatan kepramukaan yang merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua santri baik putera maupun puteri. Nilai-nilai kesatuan Republik Indonesia juga ditanamkan melalui, membangun semangat berlomba baik dalam bentuk kegiatan keagamaan seperti lomba membaca kitab kuning, al Habsyi, rebana, pidato 2 bahasa yakni arab dan inggris baik dilakukan di dalam Ponpes maupun yang dilakukan oleh lembaga lain yang terdapat di luar Ponpes tersebut, tanpa melihat dari lembaga atau instansi manapun. Sementara itu nilai nilai kesatuan republik Indonesia yang ditanamkan diluar daripada kegiatan keagamaan lainya berupa sepakbola yang pernah menjadi juara pada tingkat propinsi Kalimantan Selatan, lomba pramuka ,PMR dan lomba pidato .

 

4. Menurut Nilai Nilai ajaran Agama Islam

 Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura sangat mengutamakan dan menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islam yang ditanamkan dalam kaitanya dengan penanaman pendidikan nilai nilai kebangsaan Indonesia adalah melalui dilakukanya afiliasi kurikulum pondok dengan kurikulum kementerian agama. Untuk lebih jelasnya nilai nilai tersebut adalah;

a. Nilai nilai pendidikan cinta terhadap bangsa ( Hubbul wathan) diantaranya dapat dilihat melalui pengkajian fiqih tentang khilafah; Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura sangat mengutamakan dan menanamkan nilai-nilai pengkajian khilafah diarahkan kepada bagaimana semangan cinta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia setia kepada Pancasila dan UUD 1945. Khilafah diarahkan pemahamanya bukan mendirikan negara di atas negara atau negara Islam tetapi diarahkan kepada mencintai bangsa Indonesia dalam keberagaman dan keberbedaan yang didalam ajaran agama Islam diwajibkan untuk dijunjung tinggi.

b. Nilai pendidikan cinta terhadap bangsa diantaranya dapat dilihat melalui pengkajian Al quran dan Hadits yang dijiwai oleh ajaran Islam antara lain surah al hujuran ayat 13 ; pada surah tersebut ; Allah menerangkan bahwa sesungguh Allah menciptakan manusia dari laki laki dan perempuan secara bersuku suku dan berbangsa bangsa , supaya manusia saling kenal mengenal antara satu dengan yang lainya. Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah diantara kamu adalah orang yang paling taqwa diantara kamu. Ini semakin menandaskan bahwa Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura sangat mengutamakan dan menanamkan nilai-nilai cinta terhadap kebangsaan Indonesia yang sudah diakomodir dalam ajaran Al quran

 1) Nilai Nilai cinta terhadap bangsa diantaranya dapat dilihat dari pengkajian Sejarah Islam/Tarikh Islam. Dalam Tarikh Islam diajarkan akan menghargai perjuangan para pejuang pejuang yang mempertahankan segenap tumpah darah dalam mempertahankan kemerdekaan dalam berbangsa, beragama dan bernegara. Islam tidak membenarkan kekerasan tetapi lebih mengedepankan kesantunan, selama bangsa lain menghargai nilai nilai kemanusian dan kebangsaan yang dijunjung tinggi oleh Bangsa Indonesia.

2) Nilai-nilai aqidah dan akhlak bangsa diantaranya dapat dilihat dari pengkajian mata pelajaran Aqidah Akhlak; Nilai-nilai aqidah dan akhlak yang tertera pada mata pelajaran tersebut tidak terlepas dari nilai nilai karakter bangsa, nilai nilai relegius, nilai nilai keberadaban baik terhadap khalik, makhluk bahkan berbangsa dan sebagainya.

 

 

C. Faktor-faktor yang mendukung atau menghambat pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia

 1. Latar belakang pendidikan Ustadz

 Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura data yang terambil dari dokumen bahwa secara umum latar belakang Ustadz & Ustadzah berlatar belakang pendidikan yang sangat mendukung terhadap pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia yakni ; rata-rata Ustadz/Ustadznya berlatar belakang pendidikan S1 bahkan sudah ada beberapa orang yang sudah berlatar belakang pendidikan S2 bahkan S3.

 

2. Kurikulum Pondok

 Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura, dengan data yang terambil dari dokumen bahwa Kurikulum Ponpes ada tiga Versi yakni Versi Pondok dan Versi Kementerian Agama, serta versi kementerian pendidikan nasional . Berdasarkan kurikulum tersebut sangat mendukung terhadap pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia, dimana tidak hanya mementingkan pengetahuan agama saja tetapi pengetahuan umumpun sangat dipentingkan sebagai bagian dari menanamkan nilai nilai kebangsaan Indonesia.

 

3. Budaya akademis Pondok

 Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapu, dengan data yang terambil dari dokumen bahwa budaya akademik Pondok sangat mendukung terhadap pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia yang terlihat dari visi dan misi serta strategi pencapaian Visi dan misi yang mencerminkan nuansa akademik yang diciptakan untuk mendukung nilai-nilai kebangsaan Indonesia baik yang tertera dalam kegiatan Kurikuler dan kokurekuler, bahkan ekstrakurikuler yang mewajibkan ikut kegiatan pramuka yang pada kegiatan tersebut sangat kental mengajarkan akan kesetiaan terhadap pancasila dan UUD 1945 dan NKRI serta nilai nilai yang ditanamkan dalam ajaran agama Islam tersebut.

  

4. Media Teknologi

 Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapu membuktikan media dan teknologi sangat tidak memberikan dukungan terhadap pendidikan nilai nilai kebangsaan Indonesia.22 Oleh karena itu selama mondok santri tidak boleh memiliki dan mengakses segenap hal melalui media Teknologi. Santri tidak boleh memiliki dan menyimpan HP, TV dan seterusnya yang masih berbau IT.Alasanya adalah selama di Pondok mereka fokus belajar oleh karena itu segala hal yang menyangkut IT sedikit banyaknya mengganggu konsentrasi mereka belajar.

 

 

KESIMPULAN

 

1. Bentuk Pendidikan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia pada Ponpes Al falah Putera dan Puteri Banjarbaru Ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri Serta An Najah Puteri Cindai Alus Martapura Kabupaten Banjar

a. Melalui Kegiatan Intra Kurikuler yang terdiri dari ; kurikuler dalam memberikan materi pendidikan nilai nilai kebangsaan Indosesia melalui matapelajaran Pancasila dan PPKn serta matapelajaran Sejarah. Kokurikuler : yang dilakukan dalam menanamkan nilai nilai kebangsaan Indonesia dalam bentuk kegiatan apel bendera setiap hari senin dan apel bendera setiap peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus.

b. Selain itu dilakukan pula melalui kegiatan ekstra kurikuler yang meliputi ; Ekstrakurikuler Pramuka pada al Falah putera dan puteri sifatnya pilihan artinya boleh memilih dan boleh tidak . ekstrakurikuler pramuka pada ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Puteri sifatnya wajib.

2. Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia yang ditanamkan pada Ponpes Al falah Putera dan Puteri Banjarbaru Ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri Serta An Najah Puteri Cindai Alus Martapura Kabupaten Banjar

a. Menurut Pancasila Nilai nilai kebangsaan Indonesia yang ditanamkan pada ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Cindai Alus Martapura meliputi; nilai nilai kebangsaan yang terdapat pada Trisatya dan nilai nilai kebangsaan yang terhimpun dalam dasadharma bagi pramuka penggalang. Pramuga siaga juga menghimpun nilaia nilai kebangsaan Indonesia yang meliputi Dwisatya dan Dwidarma.

b. Menurut UUD 1945 yang terdiri dari nilai ;nilai relegius, nilai kemanusiaan, nilai produktivitas, nilai demokrasi, nilai keseimbangan, nilai ketaatan hukum serta nilai kesamaan derajat.

c.   Menurut NKRI ; menanamkan nilai-nilai Kesatuan Republik Indonesia tercermin dalam visi dan misinya serta apa yang telah ditanamkan melalui kegiatan kepramukaan yang merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua santri baik putera maupun puteri. Nilai-nilai kesatuan Republik Indonesia juga ditanamkan melalui, membangun semangat berlomba baik dalam bentuk kegiatan keagamaan seperti lomba membaca kitab kuning, al Habsyi, rebana, pidato 2 bahasa yakni arab dan inggris baik dilakukan di dalam Ponpes maupun yang dilakukan oleh lembaga lain yang terdapat di luar Ponpes tersebut, tanpa melihat dari lembaga atau instansi manapun. Sementara itu nilai nilai kesatuan republik Indonesia yang ditanamkan diluar daripada kegiatan keagamaan lainya berupa sepakbola yang pernah menjadi juara pada tingkat propinsi Kalimantan Selatan, lomba pramuka ,PMR dan lomba pidato .

d. Menurut Nilai Nilai ajaran Agama Islam ; menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islam yang ditanamkan dalam kaitanya dengan penanaman pendidikan nilai nilai kebangsaan Indonesia adalah melalui afiliasi kurikulum pondok dengan kurikulum kementerian agama. Nilai nilai pengkajian fiqih tentang khilafah yang diarahkan kepada bagaimana semangan cinta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia setia kepada Pancasila dan UUD 1945. Nilai pendidikan cinta terhadap bangsa diantaranya dapat dilihat melalui pengkajian Al qur’an dan Hadits yang dijiwai oleh ajaran Islam antara lain surah al hujuran ayat 13 .Nilai Nilai cinta terhadap bangsa diantaranya dapat dilihat dari pengkajian Sejarah Islam/Tarikh Islam . Nilai- nilai aqidah dan akhlak bangsa diantaranya dapat dilihat dari pengkajian mata pelajaran Aqidah Akhlak

3. Faktor-faktor yang mendukung atau menghambat pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia meliputi;

a. Latar belakang pendidikan Ustadz

 Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura data yang terambil dari dokumen bahwa secara umum latar belakang Ustadz & Ustadzah berlatar belakang pendidikan yang sangat mendukung terhadap pendidikan nilai-nilai   Kebangsaan Indonesia yakni ; rata-rata Ustadz/Ustadznya berlatar belakang pendidikan S1 bahkan sudah ada beberapa orang yang sudah berlatar belakang pendidikan S2 bahkan S3

b. Kurikulum Pondok

 Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapura, dengan data yang terambil dari dokumen bahwa Kurikulum Ponpes ada tiga Versi yakni Versi Pondok dan Versi Kementerian Agama, serta versi kementerian pendidikan nasional. Berdasarkan kurikulum tersebut sangat mendukung terhadap pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia, dimana tidak hanya mementingkan pengetahuan agama saja tetapi pengetahuan umumpun sangat dipentingkan sebagai bagian dari menanamkan nilai nilai kebangsaan Indonesia.

c. Budaya akademis Pondok

 Ponpes Al Falah Putera dan Puteri, Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapu, dengan data yang terambil dari dokumen bahwa budaya akademik Pondok sangat mendukung terhadap pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia yang terlihat dari visi dan misi serta strategi pencapaian Visi dan misi yang mencerminkan nuansa akademik yang diciptakan untuk mendukung nilai-nilai kebangsaan Indonesia baik yang tertera dalam kegiatan Kurikuler dan kokurekuler, bahkan ekstrakurikuler yang mewajibkan ikut kegiatan pramuka yang pada kegiatan tersebut sangat kental mengajarkan akan kesetiaan terhadap pancasila dan UUD 1945 dan NKRI serta nilai nilai yang ditanamkan dalam ajaran agama Islam tersebut.

d. Media Teknologi

 Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus Martapu membuktikan media dan teknologi sangat tidak memberikan dukungan terhadap pendidikan nilai nilai kebangsaan Indonesia. Oleh karena itu selama mondok santri tidak boleh memiliki dan mengakses segenap hal melalui media Teknologi. Santri tidak boleh memiliki dan menyimpan HP, TV dan seterusnya yang masih berbau IT. Alasanya adalah selama di Pondok mereka fokus belajar oleh karena itu segala hal yang menyangkut IT sedikit banyaknya mengganggu konsentrasi mereka belajar.

 

DAFTAR PUSTAKA

 Alfan, Muhammad. Filsafat Kebudayaan. Bandung: Pustaka Setia, 2013.

 Althof, Wolfgang, dan Marvin W. Berkowitz. Moral education and character education: Their relationship and roles in citizenship education.” Journal of Moral Education 35, no. 4 (2006). https://doi.org/10.1080/03057240601012204.

 Arifin, Hakim M. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Pusaka Satya, 2001.

 Davies, Ian, Stephen Gorard, dan Nick McGuinn. Citizenship Education and Character Education: Similarities and Contrasts.” British Journal of Educational Studies 53, no. 3 (2005).

 Echols, John M., dan Hasan Shadly. An English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Gramedia, 2005. Esti, Ismawati. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Ombak, 2012.

Hoge, John Douglas. “Character Education, Citizenship Education, and the Social Studies.” The Social Studies 93, no. 3 (Mei 2002).  https://doi.org/10.1080/00377990209599891.

 Howard, Robert W., Marvin W. Berkowitz, dan Esther F. Schaeffer. “Politics of Character Education. Educational Policy 18, no. 1 (Januari 2004). https://doi.org/10.1177/0895904803260031.

 Koentjaraningrat. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia, 1987.

 ——. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Lickona, T. Educating for Character. New York: Bantam, 1991.

Lickona, T., dan M. Davidson. Character Matters. New York: Simon and Schuster, 2005. Lubis, Mochtar. Transformasi Budaya untuk Masa Depan. Jakarta: Gunung Agung, 1985.

McClellan, B. E. Moral Education in America; Schools and the Shaping of Character from Colonial Times to the Present. New York: Teachers College Press, 1999.

 Milson, Andrew J., dan Beong-Wan Chu. “Character Education for Cyberspace: Developing Good Netizens. Social Studies 93, no. 3 (2002).

 Revell, Lynn. “Childrens Responses to Character Education. Educational Studies 28, no. 4 (1 Desember 2002). https://doi.org/10.1080/0305569022000042426.

 Silay, Nur. “Another Type of Character Education: Citizenship Education. International Journal of Education 6, no. 2 (22 April 2014). https://doi.org/10.5296/ije.v6i2.4949.

 Soemarno, Soemarsono. Karakter Mengantar Bangsa dari Gelap Menuju Terang. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009.

 Sujarwa. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar: Manusia dan Fenomena Sosial Budaya. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010.

Suparlan, Parsudi. Suku Bangsa dan Hubungan Antar Suku Bangsa. Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian, 2005.

Tim Redaksi Nuansa Aulia. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung, 2008. Wila, Huky D.A. Pengantar Sosiologi. Surabaya: Usaha Nasional, 1986